Sunday, June 16, 2013

My Loved Ones : Edisi SC dan RBN

Another post for this night!
So, I'm gonna write a little bit about two things that I loved : Student Club dan RBN.
These two group are indeed very special. A life-changing group for me. Kenal mereka semua itu sesuatu yang sangat berharga, yang bener-bener membuka pikiran gue.

1. STUDENT CLUB (SC)  

Ya, jadi awal kenaikan kelas, saat regenerasi ekskul, kan gue ditunjuk (dipaksa) oleh (sebut saja) Upuci, mantan ketua SC, menjadi koordinator bidang kimia. Dan inilah titik balik semuanya.

SC, klub tempat para anggotanya untuk bertanya dan berdiskusi setelah belajar otodidak mengenai bidangnya masing-masing. Yup, that serious. Dan menjadi koordinator bidang itu bagi gue suatu tanggung jawab yang besar. Bayangin, lo harus bisa membawa anak-anak terpilih smansa dan diri lo sendiri, menjadi seorang partisipan OSN, bahkan medalis. Masalahnya, OSN sendiri bukan lomba biasa (I'm not gonna tell you about OSN, so you can just google it).

Berdasarkan kesamaan nasib ini, terbentuklah pertemanan. Ketua SC dengan banyak beban, M. Danang Priambodo, dengan wakilnya yang sangat woles, Izmi N. Istiqomah, beserta para koordinator bidang :
-Matematika : Dyah Sekar Asih
-Fisika : M. Putut Dewantoro
-Biologi : Latu Adiweno
-Kimia : Fadhila Ahmad A.
-Komputer : Salsabila Nadhifah
-Astronomi : Ghilman Alfatih
-Ekonomi : Alia Rachma N.
-Kebumian : Amalina Aulia B.
-Geografi : Zahra (who?)
dan ditambah oleh beberapa anggota SC angkatan 35, kami mendirikan grup whatsapp (oke tijel maksimal). Group whatsapp yang super tijel namun sangat informatif.

Dan kesamaan nasib inilah yang membuat kami saling menguatkan. Membuat kami saling menyadari, bahwa kami tidak menjalani semua masa OSN ini sendirian.
Terkesan berlebihan? Tidak. Karena menyisihkan waktu selama berbulan-bulan untuk persiapan OSK-OSP tidaklah mudah, dan tentulah memiliki teman yang bernasib sama sangat menyenangkan. Mengalami proses pendewasaan diri bersama.

Yah, sebagai koordinator, gue memang sangat super gembel dan gagal, ga selevel dengan nama-nama diatas, yang bener-bener total terhadap amanah yang dipegang. Tapi, semoga aja ini bisa jadi pembelajaran buat gue kedepannya, dan buat adek kelas nanti biar ga jadi koordinator gagal kaya' gue haha. LET'S GO GET GOLDS, SEEKERS!







2. RUMAH BELAJAR NUSANTARA (RBN)

Jadi, angkatan diatas gue, 34 Cakrawala, bikin sebuah rumah belajar untuk anak-anak kurang mampu yang tinggal di sekitar smansa. Namanya, Rumah Belajar Nusantara. 

Awalnya, gue cuma freelancer aja. Tapi, karena kadang anak kelas XI yang ngajar cuma sedikit, gue tertarik untuk jadi pengajar tetap.

Mengajar. Anak kecil. Bener-bener sesuatu yang baru buat gue. Tapi justru inilah yang membuka mata gue, menghadapkan pada kenyataan bahwa ga semua anak dapat belajar dengan layak. Di RBN, gue ngajar kelas VI, terus pindah ke kelas V. Banyak banget hal yang gue temukan di anak-anak ini. Kenyataan bahwa ada anak kelas V yang masih belum bisa penjumlahan, kenyataan bahwa ada anak kelas VI yang kurang hafal perkalian, dan kenyataan bahwa kadang cewe kelas VI itu jauh lebih dewasa dari gue. Salah siapa? Of course salah sistem pendidikannya dan gurunya. Kok bisa gurunya membutakan matanya terhadap fakta bahwa muridnya ada yang ga bisa penjumlahan.

Dan baru-baru ini gue terpukul dengan kenyataan bahwa Jose, NEM-nya 18. 18, bayangkan! Dan Putri, yang selama ini gue anggep paling pinter, NEM-nya juga hanya 23. Padahal gue yakin dia bisa dapet 27.
Gue merasa (sekali lagi) gagal memberi kontribusi terbaik. Gue rasa, ga ada efeknya mereka belajar di RBN kalo NEM-nya hanya 18. Mungkin emang RBN harus ditangani lebih serius agar anak-anaknya bisa ngerasain perkembangan. Walaupun, kalo NEM rendah itu sebenernya tanggung jawab guru sekolahnya.

However, RBN tetep aja spesial. Sejak ikut RBN, gue jadi bisa lebih mengendalikan diri, berkomunikasi sama anak-anak, dan yang paling penting, bersenang-senang. Anak kecil kan emang harus bersenang-senang, bukannya mikirin pekerjaan atau pelajaran. They're like a perfect refreshing getaway for me.
Dan gue bener-bener ngerasa anak-anak RBN itu anak gue, yang harus gue jaga dan ajarkan baik-baik. Kapan lagi coba, menolong orang terasa se-mudah dan se-menyenangkan ini? Ah jadi sedih...


Terimakasih karena kalian semua telah mengubah gue jadi lebih baik, membuat gue bisa melihat hal dari lebih banyak sudut pandang.  




Zahra Salsabila


ps : Did you guys notice pas gue nulis SC bahasa gue baku-baku syahdu gitu, hahahaha.

No comments:

Post a Comment